Pangkalan Balai – Pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2021 bertempat di Ruang Rapat Kantor Pusat Administrasi Universitas Sriwijaya Kampus Palembang, Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan Universitas Sriwijaya untuk melakukan penelitian penentuan komoditas, produk dan jenis usaha unggulan di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam penentuan komoditas, produk dan jenis usaha tersebut, implementasi yang dilakukan yaitu melakukan penelitian dan Focus Group Giscussion (FGD) di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan. Sektor ekonomi yang berkontribusi tinggi terhadap PDRB Kabupaten Banyuasin pada Tahun 2020 yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 33,11% (tiga puluh tiga koma sebelas persen), sektor industri pengolahan sebesar 25,94% (dua puluh lima koma sembilan puluh empat persen) serta pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 13,27% (tiga belas koma dua puluh tujuh persen).
Analisis Static Location Quotient (SLQ) merupakan analisis untuk mengetahui keunggulan suatu sektor di suatu daerah. Berdasarkan hasil pengolahan Static Location Quotient (SLQ) dengan menggunakan data sekunder Tahun 2016 – 2020 dari publikasi BPS diketahui bahwa sektor ekonomi yang basis atau unggul yaitu sektor pertanian, kehutanan, perikanan; sektor industri pengolahan; sektor konstruksi; serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sementara itu, berdasarkan hasil pengolahan Dynamic Location Quotient (DLQ) menggunakan data sekunder Tahun 2016 – 2020 dari publikasi BPS diketahui sektor yang berpotensi memiliki keunggulan komparatif dimasa yang akan datang yaitu sektor pertanian, kehutanan, perikanan; sektor industri pengolahan; sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah; sektor konstruksi; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor; sektor informasi dan komunikasi; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor jasa pendidikan; serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.
Pada pengisian kuisoner ditingkat kecamatan di Kabupaten Banyuasin dimana responden yang terpilih yaitu Camat, Sekretaris Kecamatan/ Kasi Pemerintahan, serta UMKM di Kecamatan. Kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan metode Bayes untuk setiap responden di Kecamatan. Penentuan komoditas, produk dan jenis usaha unggulan Kecamatan metode Bayes dihitung dengan cara mencari Indeks Bayes dimana skor dibagi kriteria dan bobot indikator. Hasil dari metode Bayes yaitu diperoleh padi sawah, kelapa sawit, kelapa, karet dan udang. Hasil dari pengolahan metode Bayes di tiap Kecamatan kemudian diolah kembali menggunakan metode Borda untuk mengetahui komoditas, produk dan jenis usaha unggulan Kabupaten. Hasil yang diperoleh dari metode Borda yaitu padi sawah, kelapa sawit, kelapa, karet dan udang. Adapun 10 komoditas, produk dan jenis usaha unggulan di Kabupaten Banyuasin berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode Bayes dan Borda yaitu: Padi Sawah, Kelapa Sawit, Kelapa, Karet, Udang, Jagung, Kopra, Ubi kayu, Ikan Lele serta Ikan Patin.
Adapun masukan berupa saran dari peserta Focus Group Giscussion (FGD) antara lain, perwakilan dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin memberikan masukan bahwa,
“Pada dasarnya Udang memang sudah menjadi komoditi unggulan di Kabupaten Banyuasin, sebagian besar Udang berasal dari Kabupaten Banyuasin akan tetapi lahan budidaya Udang berada di hutan lindung. Untuk budidaya Lele di Kabupaten Banyuasin sudah zero waste, semua bagian dari lele sudah dimanfaatkan oleh UMKM menjadi produk-produk seperti kerupuk dari tulang ikan lele. Budidaya Ikan Patin di Kabupaten Banyuasin sudah berkembang dimana dalam sehari sudah mencapai 40 ton produksi Ikan Patin,” ujar beliau.
Perwakilan dari Dinas Perkebunan Kabupaten Banyuasin menyampaikan masukan bahwa,
“Untuk rangking Padi Sawah, Kelapa Sawit dan Karet sudah sesuai dengan kondisi, akan tetapi untuk komoditi Ubi Kayu di Kabupaten Banyuasin tidak unggul,” ujar beliau.
Perwakilan dari Dinas Perindustrian Kabupaten Banyuasin pada FGD tersebut berkesempatan untuk menyampaikan masukan dan saran bahwa,
“Perlu dimasukkan Telur Ayam, Industri Gerabah dan Gula Nira di dalam komoditas, produk dan jenis usaha unggulan karena produksi Telur Ayam di Kabupaten Banyuasin merupakan Nomor 1 (satu) di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk Industri Gerabah juga terbesar dan sudah di ekspor, kemudian masyarakat dan UMKM juga sudah banyak membuka usaha Gula Nira di Kabupaten Banyuasin,” imbuhnya.
Pada kegiatan Focus Group Giscussion (FGD) tersebut Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin Ir. Kosarodin, MM dalam hal ini diwakili oleh Dr. H. M. Harun Samsudin, S.Pd., MM selaku Kepala Bidang Litbang serta Khairul Affandi, SH selaku Kepala Sub Bidang Ekonomi dan Pembangunan Bappeda Litbang Kabupaten Banyuasin turut serta hadir dalam kegiatan Focus Group Giscussion (FGD) tersebut. Berdasarkan masukan dari peserta Focus Group Discussion (FGD) maka diperoleh kesimpulan bahwa untuk pengisian Kuisioner FGD 2, Kuisioner BLC dan Kuisioner SWOT dimasukkan komoditi Telur Ayam, Industri Gerabah dan Gula Nira.
Leave a Reply